Matius 5:9
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 69; Markus 13; Bilangan 21-22
Banyak orang berpikir bahwa kedamaian adalah tentang diam atau tidak berdebat, tetapi sebenaranya lebih dari itu. Kedamaian adalah tentang menyelaraskan pikiran kita, sikap dan tindakan kita dengan Tuhan. Ini adalah tentang menundukkan diri kita kepada Tuhan. Bahkan menurut bahasa Yunani, arti kata damai adalah “mengatur ulang”. Dengan lain kata, ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan maka pikiran, tujuan dan tindakan kita diatur ulang sesuai dengan standarnya Tuhan, dengan demikian kita bisa memiliki kedamaian itu.
Dengan pola yang sama ketika kita membawa damai bagi orang lain, bukan saja tentang menghindari perdebatan dengan mereka atau tetap diam tapi kita harus menyelaraskan pola pikir, tujuan dan tindakan kita kepada orang lain dengan kebenaran firman Tuhan. Sebagai pembawa damai kita harus berupaya. Upaya yang pertama, kita mungkin tidak selalu setuju dengan orang-orang di sekeliling kita, tetapi untuk tetap membawa damai kita harus menghormati pandangan orang lain yang berbeda dengan kita.
Hal yang kedua adalah pengampunan, sebagai pembawa damai kita tidak boleh menyimpan dendam dan kebencian. Karena dendam dan kebencian akan menghambat aliran kasih Tuhan yang seharusnya mengalir dari dalam hati kita kepada orang-orang disekeliling kita. Mari ingat nasihat Salomo ini : “Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.” (Amsal 10:12).
Sebelum kita bisa menjadi pembawa damai, kita harus berdamai dengan Tuhan dan diri kita sendiri terlebih dahulu.